TUMBUHAN PERKEPING DUA
(DIKOTIL)
Ubi
kayu, kacang tanah, kedelai, cabai, tomat adalah tumbuhan yang termasuk
kedalam tumbuhan dikotil. Tumbuhan ini memiliki biji yang berkecambah
dengan dua daun lembaga.
Tumbuhan
dikotil adalah tumbuhan yang mempuyai du buah keping biji. Kedua keping
biji tersebut tampak jelas pda saat biji berkecambah.
A. CIRI-CIRI TUMBUHAN DIKOTIL
Ciri-ciri
tumbuhan dikotil tidak hanya dapat dilihat dari keping bijinya, tetapi
dapat pula dilihat dari ciri-ciri lain, seperti bentuk daun, batang,
akar,dan bunganya.
1. Daun
Daun
tumbuhan berkeping dua beraneka ragam, ada yang bertulang daun menyirip
dan ada pula yang bertulang daun menjari. Setiap daun mempunyai tangkai
daun yang menempel pada cabang atau ranting. Letak daun ada yang
berhadapan dan ada pula yang berseling.
Letak
daun berhadapan-bersilang artinya pada setiap buku batang terdapat dua
daun yang letaknya berhadapan. Misalnya, pada tanaman mengkudu (Morindra citrifolia) dan soka (Ixora paludosa).
Letak
daun berkarang, yaitu pada setiap buku batang terdapat lebih dari dua
daun. Letak daun berkarang ini dapat ditemukan misalya pada tanaman
pulai (Alstonia scholaris), alamanda (Allamanda chatertica), dan bunga mentega (Nerium oleander).
2. Batang
Batang
dikotil mempunyai kambium sehingga dapat membesar. Kambium memperbesar
batang dengan tumbuh ke dalam membentuk kayu dan keluar membentuk kulit.
Tumbuhan dikotil memiliki pembuluk angkut, yaitu pembuluh kayu dan
pembuluh tapis yang letaknya teratur.
3. Akar
Akar tumbuhan dikotil berupa akar tunggang yang bercabang-cabang.
4. Bunga
Bunga
pada tumbuhan dikotil mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari
kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Kelopak, mahkota, dan benang
sari biasanya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya, sedangkan putik pada
umumnya satu buah.
Perkembangan Dikotil
Baik
pada dikotil maupun monokotil, organ yang pertama kali muncul pada biji
yang berkecambah adalah calon akar (radikula). Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil, perkecambahan terjadi di atas tanah. Pada saat berkecambah,
daun lembaga terangkat ke atas (epigeal). Hal
ini terjadi karena adanya perpanjangan ruas batang di bawah daun
lembaga. Daun lembaga dan perpanjangan batang muncul kepermukaan tanah.
Akan tetapi, ada pula tumbuhan dikotil yang perkecambahannya terjadi di
dalam tanah (hipogeal). Pada perkecambahan hipogeal, daun lembaga tetap
berada di dalam kulit biji dan tetap ada di dalam tanah.
B. PENGGOLONGAN TUMBUHAN DIKOTIL
Tumbuhan
dikotil banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa
suku tumbuhan dikotil yang perlu kamu ketahui, di antaranya :
1. suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae),
2. suku polong-polongan (Leguminceae),
3. suku terung-terungan (Solananceae),
4. suku jambu-jambuan (Myrtaceae),
5. suku komposite (Compositae).
1. Suku Jarak-Jarakan (Euphorbiaceae)
Pada
umumnya tumbuhan suku ini mengeluarkan getah berwarna putih susu bila
terluka. Contoh suku (famili) jarak-jarakan adalah karet, ubi kayu
(singkong), jarak, dan puring
a. Ciri Suku Jarak-Jarakan
ciri-ciri tumbuhan suku jarak-jarakan atara lain sebagai berikut :
1) Daun yang pada umumnya bertulang daun menjari.
2) Batang banyak mengandung getah
3) Buah beruang tiga. Jika sudah tua buah tersebut pecah dan bijinya menyebar ke luar. Bentuknya seperti terlihat pada gambar.
b. Contoh Suku Jarak-Jarakan
1) Karet (have brasiliensis )
Dari sekian banyak suku jarak-jarakan, karet merupakan salah satu tanaman yang penting. Pohon karet berasal dari brasil. Karet menjadi tanaman yang penting karena merupakan tumbuhan
yang menghasilkan bahan komoditi untuk devisa negara. Pohon karet
diambil getahnya dengan cara disadap dari batangnya seperti terlihat
pada gambar. Getah karet tersebut dapat diproses antara lain menjadi ban
kendaraan, bermacam-macam bola, sandal, dan sepatu.
2) Ubi kayu (Manihot utilisima)
Ubi
kayu atau singkong juga berasal dari Brasil. Tumbuhan ini menyimpan
kelebihan makanannya di akar (umbi akar) seperti terlihat pada gambar.
Ubi kayu banyak mengandung zat tepung sehingga dapat dibuat
bermacam-macam makanan dan juga dapat dibuat tepung singkong yang
disebut tapioka.
3) Jarak (Ricinus comunisa)
Jarak merupakan perdu berasal dari Afrika, tetapi sekarang jarak banyak ditanam di daerah tropis termasuk Indonesia. Perhatikan gambar.
Biji
jarak dapat diolah menjadi minyak jarak yang berfungsi sebagai bahan
pebuat sabun, lilin, semir, pernis, dan kastroli untuk obat pencuci
perut.
4) Puring (Codiaeum variegatum)
Puring
adalah tanaman perdu asli Indonesia. Perhatikan gambar. Puring yang
berwarna-warni dan beraneka ragam bentuknya dimanfaatkan sebagai tanaman
hias. Puring jenis lain dapat meghasilkan minyak yang bermanfaat
sebagai obat pencuci.
2. Suku Polong-Polongan (Legumineceae)
Suku polong-polongan yang telah ditemukan kurang lebih berjumlah 13.00 jenis yang tersebar merata di seluruh di dunia. Tumbuhan suku ini ada yang berupa herba, semak, atau pohon. Polong-polongan merupakan tumbuhan yang kaya protein nabati.
a. Ciri Suku Polong-Polongan
Kita
sudah mengenal beberapa di antara jenis suku polong-polongan, misalnya
kacang panjang dan kedelai. Tumbuhan ini mempunyai buah berupa polong.
Polong akan pecah bila isinya yang bulat atau lonjong tersebut masak.
Bentu polong tampak seperti pada gambar.
Sebagian
besar suku polong-polongan mempunyai bintil-bintil pada akarnya.
Perhatikanlah gambar. Pada bintil-bintil tersebut hidup bakteri Rhizobium radicicola yang
dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Nitrogen ini akan dibuah oleh
bakteri tersebut menjadi zat hara yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.
Bagi para petani sedikitnya ada dua manfaat yang bisa diambil dari tanaman suku polong-polongan ini, yaitu :
1) buahnya merupakan bahan pangan yang banyak mengandung protein nabati, dan
2) tanah bekas tampat tumbuhnya menjadi subur
b. Contoh Suku Polong-Polongan
banyak anggota dari suku polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman hias (lihat gambar)
tumbuhan polong-polongan dibagi menjadi 3 subfamili, yaitu :
1) petai-petaian (mimosaideae)
2) johar-joharan (caesalpinioideae) dan
3) kacang-kacangan (papilionadeae)
1) Petai-Petaian
Petai-petaian
mempunyai susunan daun berkarang. Tumbuhan ini hidup sebagai perdu atau
pohon. Kelompok yang termasuk suku petai-petaian antara lain tumbuhan
putri malu, petai, pohon saga, dan lamtoro. Beberapa jenis tumbuhan yang
termasuk dalam suku petai-petaian ditunjukkan pada gambar
2) Johar-Joharan
Johar-joharan
dapat kita kenali dari bentuk bunganya. Jika tumbuhan ini sedang
berbunga terlihat seluruh dahannya tertutup oleh bunga.
Perhatikan gambar. Yang menunjukkan contoh tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok johar-joharan.
Kembang
merak, flamboyan, dan ketepeng merupakan jenis dari suku johar-joharan.
Kembang merak dan flamboyan dimanfaatkan sebagai tanaman hias,
sedangkan ketepeng sebagai obat penyakit kulit.
3) Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan merupakan kelompok terbesar dari ketiga suku polong-polongan. Kebanyakan kacang-kacangan dapat kita makan karena menghasilkan protein nabati.
Ciri kacang-kacangan dapat kita kenali dari bunga dan buah. Bunga tumbuhana ini berbentuk seperti kupu-kupu. Perhatikan gambar
Mahkota bunga kacang-kacangan terdiri dari 5 bagian, yaitu :
a. Bendera, berjumlah satu lembar dan berukuran besar;
b. Sayap, berjumlah dua helai dan terletak di sebelah kanan dan kiri
c. Lunas, berjumlah dua lembar yang terletak di bawah dan saling melekat.
Benang
sari berjumlah sepuluh buah, sedangkan putiknya hanya satu buah. Buah
berbentuk polong dengan biji yang berbentuk bulat atau lonjong terletak
di dalamnya.
Kacang-kacangan merupakan suku polong-polongan yang banyak bermanfaat, di antaranya adalah sebagai :
1. bahan pangan yang banyak menghasilkan protein nabati, misalnya kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, dan kacang hijau.
2. pupuk hijau, misalnya orok-orok dan kembang telang, dan
3. sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga, misalnya pohon sanakeling.
3. Suku Terung-Terungan (solaaanaceae)
terung, cabai, tomat kentang, tembakau dan kecubung merupakan contoh terung-terungan.
a. Ciri Suku Terung-Terungan
Bentuk
bunga suku terung-terungan seperti terompet atau bintang; kelopak dan
mahkotanya berjumlah lima helai yang saling melekat; putiknya hanya
satu, sedangkan benang sarinya lima buah.
Buah
tanaman terung-terungan menumpang di atas dasar bunga. Buahnya ada yang
berupa buah kotak dan ada pula yang berupa buah buni. Buah kotak adalah
buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji. Buah tunggal
adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Buah
kering adalah buah yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit
kering. Buah sejati adalah buah yang berbentuk dari bakal buah.
Buah
buni adalah buah yang mempunyai dua lapisan dinding buah. Lapisan luar
merupakan lapisan yang tipis seperti kulit, sedangkan lapisan dalamnya
tebal, lunak, dan berair. Buah buni umumnya dapat dimakan. Buah buni
merupakan buah sejati tunggal yang berdaging.
Contoh suku terung-terungan antara lain cabai, tomat, tembakau, kentang, terung, kecubung, dan ciplukan
b. Manfaat Suku Terung-Terungan
Kentang
banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan pokok. Umbi kentang mengandung racun yang disebut solanin, yang
akan hilang kalau kentang direbus.
Terung,
tomat, dan cabai juga merupakan bahan makanan. Tomat banyak mengandung
vitamin C dan dapat dinamakan mentah ataupun dijadikan bahan pelengkap
sayur. Terung dapat disayur, sedangkan cabai digunakan sebagai penyedap
masakan yang menimbulkan rasa pedas.
Tembakau
merupakan tanaman perdangangan. Daun tembakau dapat dibuat menjadi
rokok dan cerutu. Daun tembakau mengandung racun nikotin yang antara
lain dapat menyebabkan kanker pada tenggorokan dan paru-paru, dan
penyumbatan pembuluh darah.
4. Suku Jambu-Jambuan (Myrtaceae)
pernakah
kamu memakan jambu air atau jambu biji? Jambu air dan jambu biji
merupakan contoh dari suku jambu-jambuan. Contoh lainnya adalah cengkih
dan jambu bol.
a. Ciri-Ciri Suku Jambu-Jambuan
Secara umum tumbuhan suku jambu-jambuan mempunyai ciri :
1. sebagian besar berupa perdu atau pohon yang berkayu,
2. letak daun pada umumnya berhadapan
3. mahkota bunga kecil dan mempunyai benang sari yang banyak, dan
4. buahnya merupakan buah buni
b. Contoh Suku Jambu-Jambuan
contoh
suku jambu-jambuan adalah cengkih (Eugenia aromatica), jambu biji
(psidium guajava), jambu air (eugenia aquae) dan jambu bol (eugenia
mullaccensis)
cengkih
banyak ditanam orang di daerah pengunungan yang berhawa sejuk. Setelah
kurang lebih berumur enam tahun, cengkih mulai berbunga. Bung yang masih
kuncup inilah yang diambil dan dikeringkan. Manfaat cengkih antara lain
untuk minyak cengkih, bahan campuran obata, bahan campuran rokok, dan
sebagai bumbu penyedap masakan.
Jambu
biji, jambu air, dan jambu bol mudah dikembangbiakkan dengan biji,
cangkok, atau okulasi (menempel). Ketiga tanaman jambu ini jika buahnya
telah masak dapat dimakan langsung. Jambu biji banyak mengandung
vitaminC
5. Suku Komposite (Compositae)
bunga matahari, bunga aster, dan bunga dahlia adalah contoh dari tumbuhan suku komposite
a. Ciri-Ciri Suku Komposite
ciri
utama dari suku komposite terletak pada bunganya yang majemuk, yaitu
dalam satu tangkai bunga terdapat banyak bunga tunggal. Gambar.
Memperlihatkan bagian bunga matahari.
Pada
bagian tepi terdapat bunga berwarna kuning berbentuk pita, yang disebut
bunga pita. Bunga ini tidak mempunyai alat perkembangbiakan dan banyak
berfungsi sebagai pemikat serangga.
Pada bagian tengah terdapat bunga tunggal yang disebut bunga tabung. Bunga-bunga tabung ini merupakan bunga lengkap karena :
1. mempunyai alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari dan
2. mempunyai alat perhiasan berupa mahkota dan kelopak bunga.
b. Manfaat Suku Komposite
Bunga
matahari (helianthus annus), bunga aster, dan bunga dahlia merupakan
bunga-bunga yang sangat indah bentuk dan warnanya, bunga-bunga ini
sengaja ditanam sebagai tanaman hias dan bunga potong. Bunga matahari
sering ditanam orang untuk diambil bijinya. Dari biji tersebut dapat
dihasilkan minyak bunga matahari. Disamping itu, bijinya juga dapa
dijadikan makanan kecil (kuaci biji bunga matahari).
TUMBUHAN BERKEPING SATU
(MONOKOTIL)
Padi, jagung, kelapa, anggrek, dan pisang adalah jenis tumbuhan yang termasuk kedalam tumbuhan monokotil. Tumbuhan ini memiliki biji yang berkecambah dengan satu.
Sejak
manusia mulai membudidayakan tumbuhan, beberapa tumbuhan seperti padi,
jagung, dan gandum menjadi bahan makanan yang sangat penting. Ketiganya
merupakan tumbuhan monokotil. Selain ketiga jenis tumbuhan tersebut,
masih banyak jenis lain yang termasuk ke dalam tumbuhan monokotil.
Tumbuhan ini memiliki susunan tubuh yang lebih sederhana dibandingkan
dengan tumbuhan dikotil.
A. CIRI-CIRI TUMBUHAN MONOKOTIL.
Tumbuhan
monokotil adalah tumbuhan yang berkeping satu daun lembaga. Selain
bijinya yang berkeping satu, tumbuhan ini dapat pula dikenali dari akar,
batang, daun, dan bunganya.
1. Daun
Daun tumbuhan berkeping satu umumnya berbentuk pita dengan tulang daun sejajar dan langsung menempel pada batang. Lihat gambar
2. Batang
Tumbuhan
ini memiliki batang yang pada umumnya beruas dan tidak bercabang.
Batang tidak dapat terus membesar karena tidak mempunyai kambium. Jika
batang itu kita potong secara melintang, akan terlihat adanya ikatan
pembuluh angkut, yaitu pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang letaknya
tidak teratur. Lihat gambar.
3. Akar
Akar tumbuhan berkeping satu merupakan akar serabut. Lihat gambar
4. Bunga
Bunga tumbuhan monokotil mempunyai bagian-bagian yang berjumlah tiga atau kelipatannya. Lihat gambar.
Perkecambahan Monokotil
Pada
saat berkecambah, koleoptil tumbuh ke atas menembus permukaan tanah.
Koleoptil merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi tunas lembaga.
Kemudian, tunas lembaga yang terdapat di dalam koleoptil tumbuh ke atas.
Lihat gambar.
B. PENGGOLONGAN TUMBUHAN MONOKOTIL
Jenis-jenis
tumbuhan berkeping satu banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Tumbuhan berkeping satu ini digolongkan atas beberapa suku, diantaranya
sebagai berikut .
1. Suku rumput-rumputan (Gramineae), misalnya padi, jagung, rumput, dan gandum.
2. suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya kelapa, pinang, aren, lontar, dan sagu.
3. suku pisang-pisangan (Musaceae), misalnya pisang raja, pisang ambon, pisang kipas, dan pisang hias.
4. suku anggrek-anggrekan (Orchidaceae), misalnya anggrek bulan, anggrek kalajengking, anggrek merpati, dan vanili.
5. suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya jahe, kencur, kunyit, dan lengkuas.
1. Suku Rumput-Rumputan (Gramineae)
Rumput-rumputan
tumbuh di seluruh dunia dalam bentuk yang beraneka ragam. Mulai dari
yang berupa daun kecil hijau menghiasi taman dan lapangan hingga rumpun
bambu yang tinggi menjulang.
a. Ciri-Ciri Suku Rumput-Rumputan
Tumbuhan anggota suku ini dapat kita kenali dari akar, batang, daun, dan bunganya.
Daun
suku rumput-rumputan berbentuk pita, bertulang daun sejajar, dan
melekat langsung pada batang. Daun mempunyai upih daun. Upih daun tumbuh
membungkus batang, berfungsi untuk melindungi batang yang masih muda.
Di antara upih daun dan helai daun terdapat lidah-lidah yang dapat
menahan air.
Tanaman
ini memiliki batang yang padat dan bagian tengahnya berongga, dan pada
setiap buku menempel daun. Lihat gambar. Bentuk batang silindris, agak
pipih, atau persegi.
Akar pada tumbuhan ini merupakan akar serabut. Lihat gambar
Bunga pada kelopak tumbuhan ini berbentuk bulir. Lihat gambar. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Ada beberapa jenis suku rumput-rumputan yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari, yaitu padi, jagung, dan bambu.
1) Padi (oryza sativa)
Padi merupakan anggota dari suku rumput-rumputan. Buahnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok.
Tanaman
padi umumnya mempunyai ciri-ciri yang sama dengan anggota suku
rumput-rumputan lainnya, baik bentuk daun, batang, maupun akarnya. Lihat
gambar.
Bunga
padi berupa bunga malai, berbentuk bulir, dan terletak di ujung batang.
Buah dilindungi oleh kulit yang disebut sekam. Sekam sebenarnya
merupakan kelopak bunga dan mahkota bunga yang bentuk dan warnanya sama.
Lihat gambar. Diantara sekam dan biji terdapat kulit ari yang banyak
mengandung vitamin B. Proses penyerbukan tanaman ini dibantu oleh angin.
Di
Indonesia, padi pada umumnya ditanam di persawahan yang cukup air,
tetapi ada pula yang ditanam di ladang, yang dikenal dengan padi ladang.
Di Nusa Tenggara Timur, padi ladang yang ditanam adalah padi Gogo
Rancah.
2) Jagung (Zea mays)
Jagung
juga merupakan anggota suku rumput-rumputan yang banyak ditanam sebagai
tanaham pangan. Ciri-ciri tumbuhan ini umumnya sama dengan anggota suku
rumput-rumputan lainnya.
Perbedaan
antara jagung dengan jenis suku rumput-rumputan lainnya terletak pada
bunganya. Bunga jagung terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga
jantan terletak di puncak batang, sedangkan bunga betina terletak di
ketiak daun. Lihat gambar. Bunga betina berbentuk tongkol. Pada waktu
masih muda, terdapat rambut-rambut halus berwarna kekuningan.
Rambut-rambut halus itu adalah tangkai putik.
Buah jagung berbentuk tongkol dengan biji yang tersusun dalam bentuk bulir dan tertutup oleh kelobot. Lihat gambar.
b. Manfaat Suku Rumput-Rumputan
Suku rumput-rumputan banyak bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai berikut.
a. Padi, jagung, dan gandum dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok.
b. Batang tebu dimanfaatkan untuk menghasilkan gula.
c. Batang
bambu yang panjang kuat dan lentur dapat dimanfaatkan sebagai bahan
perabotan rumah tangga, bahan bangunan, dan bahan kerajinan tangan.
Bambu yang masih muda (rebung) dapat dimakan.
d. Rumput dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai bahan makanan ternak dan sebagai penghias taman.
2. Suku Pinang-Pinangan (Palmae)
Anggota suku pinang-pinangan tersebar di seluruh bagian dunia, mulai daerah pantai sampai daerah pegunungan.
a. Beberapa Ciri-Ciri Suku Pinang-Pinangan
Suku pinang-pinangan mempunyai ciri khas pada akar, batang, daun, dan bunganya.
Daun
umumnya menyirip dan mempunyai pelepah daun atau pangkal daun yang
melebar. Batang umumnya tidak bercabang. Pada batangnya terdapat bekas
daun bebentuk cincin. Dari batang yang terletak di atas tanah, dapat
tumbuh beberapa batang yang membentuk rumpun.
Akar
tumbuhan ini merupakan akar serabut. Bunga pada kelopak tumbuhan ini
berupa karangan (tongkol). Letak tongkol bunga pada ketiak daun atau
pada ujung.
Ada beberapa jenis pinang-pinangan yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya kelapa, enau, dan sagu.
1) Kelapa (cocos nucifera)
Kelapa
merupakan salah satu anggota suku pinang-pinangan yang banyak
dimanfaatkan manusia. Tanaman ini mempunyai batang tidak bercabang, dan
bagian pangkalnya membesar. Tinggi tanaham ini mencapai 30 m dengan
diamater sekitar 40 cm.
Bunga
tersusun dalam suatu karangan (tongkol). Tongkol bunga mempunyai dua
seludang. Bunga jantan tersusun berpasangan pada tongkol dan pada
pangkalnya ada satu bunga betina yang besar.
Buah
dilindungi oleh dinding buah luar, dinding buah tengah yang berserabut,
dan dinding buah dalam yang keras. Putih lembaga mempunyai ruang yang
berisi cairan.
Di
Indonesia, tanaman ini tersebar dari daerah pantai sampai daerah
pegunungan. Kelapa umumnya dibudidayakan di daerah pantai atau daerah
dengan ketinggian kurang dari 700 m dari permukaan laut.
2) Enau (Arenga pinnata)
Tanaman ini juga merupakan suku pinang-pinangan yanga banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tinggi
tanaman ini mencapai 25 m dengan diamater batang 65 cm. Tanaman ini
berumah satu, yaitu dalam satu individu terdapat bunga jantan maupun
bunga betina. Bunga jantan terdapat berpasangan dan berbentuk panjang.
Sedangkan bunga betina berdiri sendiri dan berbentuk hampir bulat.
Tanaman ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan tumbuh liar di hutan atau
sengaja ditanam manusia.
3) Sagu (Metroxylon sagu)
Sagu
mempunyai batang yang kokoh dan membentuk rumpun. Sagu mempunyai
tongkol bungan yang berumur tahunan, dan sumbunya mempunyai daun
pelindung berbentuk sarung. Bungan jantan dan betina terdapat pada
karangan bunga yang sama.
Sagu banyak tumbuh di daerah rawa. Tanaman ini umumnya dibudidayakan di luar Jawa, misalnya di Maluku.
b. Manfaat Suku Pinang-Pinangan
Beberapa manfaat suku pinang-pinangan adalah sebagai berikut :
a) Kelapa dan kelapa sawit merupakah bahan utama untuk membuat minyak goreng.
b) Air sadapan enau dapat diolah menjadi gula merah, sedangkan buahnya (kolang-kaling) dapat dimakan dan dibuat manisan.
c) Sagu dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok di beberapa daerah Maluku. Sagu diambil dari teras batang yang masih kuncup.
Selain
sebagai bahan makanan, bagian-bagian tumbuhan lain dapat dibuat
alat-alat rumah tangga. Misalnya, daun kelapa dipakai untuk membuat
anyaman, tulang daun (lidi) kelapa dan enau dipakai untuk membuat sapu,
dan serabut dinding kelapa dipakai untuk membuat tali dan tikar.
3. Suku Pisang-Pisangan (Musaceae)
Anggota
suku ini umumnya menghasilkan buah yang dapat dimakan. Selain
dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya, beberapa jenis tanaman ini
ditanam sebagai tanaman hias.
a. Beberapa Ciri Suku Pisang-Pisangan
Anggota suku pisang-pisangan dapat dikenali dari bentuk daun, bunga, batang, maupun akarnya.
Daun suku pisang-pisangan berbentuk lanset dan bertulang daun menyirip. Daun mempunyai upih (pelepah) yang membungkus batang.
Batang
suku pisang-pisangan merupakan batang semu. Batang tersebut disebut
batang semu karena sebenarnya bukan batang. Melainkan pelepah daun yang
membungkus batang.
Bunga berupa karangan bunga dengan banyak bunga, berkelamin satu dan dua.
Pisang (Musa paradisiaca)
Tanaman
ini merupakan tanaman herba menahun, dan membentuk rumpun. Tinggi
tanaham ini antara 3,5m-7,5m. Daunnya menyebar dibagian pucuk. Daun
tanaman pisang mempunyai lapisan lilin di permukaan bawah.
Pisang merupakan tanaman berumah satu dasn berkelamin satu. Dengan demikian, dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga
jantan terletak di atas, sedangkan bunga betina terletak di bawah.
Bunga pisang tersusun dalam suatu tandan. Pohon pisang merupakan
tumbuhan daerah tropik. Buah pisang mengandung banyak tepung, zat gula,
dan vitamin A.
b. Manfaat Suku Pisang-Pisangan
Jenis tanaman pisang sangat beragam, dan umumnya dibudidayakan untuk diambil buahnya.
a) Berbagai jenis pisang yang dapat dimakan antara lain pisang raja, pisang tanduk, pisang emas, dan pisang ambon. Selain sebagai sumber makanan, suku pisang-pisangan dapat pula dijadikan tanaman hias karena keindahannya, misalnya Heliconia sp.
b) Ada
pula jenis pisang-pisangan yang dapat dimanfaatkan seratnya sebagai
bahan tali, yaitu Musa textilis. Jenis pisang ini banyak dibudidayakan
di Philipina untuk industri tali.
4. Suku Angrek-Angrekan (Orchidaceae)
Anggota
suku angrek-anggrekan terkenal dengan warna-warni dan bentuk bunganya
yang indah. Berbagai jenis anggrek yang langka terdapat di hutan-hutan
Indonesia. Salah satu jenis anggrek telah ditetapkan sebagai bunga
bangsa, yaitu anggrek bulan sebagai puspa pesona.
a. Ciri-Ciri Suku Anggrek-Anggrekan
Suku anggrek-anggrekan mempunyai ciri khas pada daun, batang, akar, dan bunganya.
Daun suku anggrek-anggrekan berdaging dan memiliki tepi daun yang rata. Letak daun berseling dua baris.
Suku anggrek-anggrekan mempunyai pangkal batang yang membesar sebagai tempat menyimpan air.
Akar
tumbuhan ini merupakan akar rimpang. Akar ini mempunyai sel-sel khusus
pada bagian bawah akar yang berguna untuk menempel pada pohon yang
ditumpanginya. Akar ini tidak melukai atau mematikan pohon tersebut.
Bunga
anggrek berkelamin dua, yaitu dalam satu bunga terdapat alat kelamin
jantan dan betina. Bunga anggrek dicirikan dengan adanya tiga lembar
daun bunga dan tiga lembar kelopak bungan yang mirip daun bunga. Satu
daun bunga yang paling bawah berbentuk lebih lebar, dan biasa disebut bibir. Bibir ini berfungsi sebagai landasan bagi serangga penyerbuk.
Penyerbukan
pada anggrek secara alami dibantu oleh serangga. Ada jenis anggrek yang
penyerbukannya harus dibantu oleh manusia, yaitu vanili. Dewasa ini,
anggrek pun sengaja disilangkan oleh manusia untuk menghasilkan berbagai
varietas anggrek baru. Beberapa jenis anggrek yang umum dijadikan
tanaman hias antara lain sebagai berikut.
a) Vanca teres
Anggrek
ini hidup menempel pada tumbuhan lain. Mempunyai ranting bulat
silindris dan pada ruasnya seringkali berakar. Daunnya beruas dan
memiliki pelepah berbentuk tabung.
Tandan
bunga bertangkai panjang. Sisi depan daun kelopak berwarna ungu,
sedangkan sisi belakang berwarna putih. Sisi belakang daun berwarna
mahkota berwarna putih, sedangkan sisi depan berwarna ungu. Warna bibir
keunguan dengan pangkal kuning berbintih merah.
b) Arundina speciosa
Anggrek ini merupakan jenis anggrek tanah, tingginya 0,5 m sampai 2,5m, batangnya berdaun sampai ke atas, dan mempunyai akar rimpang. Anggrek
tanah ini mempunyai daun beruas dan pelepah bentuk tabung. Helaian
daunnya berbentuk lanset sampai garis. Bunga anggrek tanah ini berbentuk
tandan, dan berwarna putih sampai ungu, dengan warna bibir kuning.
Anggrek tahan ini dapat tumbuh baik pada daerah yang banyak terkena
cahaya matahari, dan terdapat di ketinggian 1-200 m dari permukaan laut.
c) Dendrobium crumanetum
Anggrek
ini mempunyai akar rimpang. Batangnya kadang-kadang bercabang.
Dendrobium mempunyai daun beruas, dan mempunyaia pelepah berbentuk
tabung. Bunga dendrobium berupa tandan di ujung. Bunganya berwarna putih
dan berbau harum.
Anggrek
ini hidup menempel pada berbagai macam pohon yang terdapat di
ketinggian 1-100 m dari permukaan laut. Dewasa ini Dendrobium banyak
ditanam sebagai tanaman hias.
b. Manfaat Suku Anggrek-Anggrekan
Karena keindahannya, banyak suku anggrek-anggrekan yang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Selain
itu, bunga ini dapat dimanfaatkan untuk karangan bungan penghias
ruangan. Ada jenis anggrek yang memiliki aroma harum, misalnya vanili.
Aroma vanili dapat digunakan untuk pengharum makanan.
5. Suku Jahe-Jahean (Zingiberaceae)
Suku
jahe-jahean merupakan herba menahun. Anggota suku ini banyak yang
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau obat, misalnya jahe, kunyit dan
lengkuas.
a. Beberapa Ciri Suku Jahe-Jahean
Suku
jahe-jahean dapat dikenali dari akar, batang, daun, dan bunganya.
Batang suku jahe-jahean mempunyai pelepah yang memeluk batang. Diantara
batas pelapah dan helaian daun yang terdapat lidah. Letak daunnya
berseling atau tersusun spiral.
Batang suku jahe-jahean tumbuh dari rimpang. Rimpang ini tumbuh menjalar di dalam tanah.
Bunga
suku jahe-jahean berkelamin dua dengan kelopak berbentuk tabung. Daun
mahkotanya tiga buah. Bunganya mempunyai bibir yang menghadap benang
sari.
Ada
bebeapa jenis suku jahe-jahean, misalnya jahe (Zingiber officenale),
kembang laras (Hedychium coronarium), dan pacing (Costus Spesiosus).
Lihat gambar.
b. Manfaat Suku Jahe-Jahean
Suku jahe-jahean banyak dimanfaatkan sebagai bahan bumbu dapur, misalnya jahe, kunyit, kencur, dan lengkuas.
Selain itu, jaha juga dimanfaatkan sebagai bahan jamu atau obat. Dewasa
ini, jahe juga dimanfaatkan sebagai pengharum makanan atau minuman.
sumber ; http://rinerlis.blogspot.co.id/2011/11/tumbuhan-perkeping-dua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar